![]() |
© DemreD- devianart
|
1. Teori Peluru (The Bullet Theory)
Teori peluru ini juga akrab dikenal sebagai Hypodermic Needle Theory. Teori ini memaparkan bahwa media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi audience. Seperti jarum yang disuntikkan kepada pasien, maka audience secara spontan akan terpengarh pemikirannya. Hal ini tentu dapat berdampak pada perubahan sikap dan perilakunya.
2. Teori Spiral of Silence.
Teori ini merupakan teori yang mengungkapkan bagaimana individu yang minoritas hanya bersikap diam dan cenderung mengikuti pendapat mayoritas. Hal ini dilakukan agar tidak terkepung di tengah situasi mayoritas.
Media massa kerap memberitakan opini-opini dari minoritas (kelompok kiri) sebagai bahan utama. Hal ini lambat laun dapat berakibat bahwa opini dari minoritas tersebut berubah menjadi yang dominan karena efek dari pemberitaan media.
3. Agenda Setting Theory.
Pada mulanya, teori ini menetapkan media memberikan kebutuhan informasi kepada khalayak. Begitu pula sebaliknya, audience juga berharap kepada media agar dapat mensajikan informasi yang mereka inginkan. Namun hal ini tidak selalu berhasil. Intinya, agenda ini menuturkan bahwa apa yang dianggap penting oleh media, akan menjadi agenda penting pula bagi masyarakat.
4. Use and Gratifications Theory.
Teori ini berpandangan, khalayak memiliki pilihannya sendiri untuk menentukan media mana yang akan dijadikan sebagai sumber berita. Hal ini membuat audience lebih aktif dalam melakukan komunikasi. Seiring perkembangannya, para ahli seperti Elihu Katz dan Blumler menguraikan lima elemen dasar dari Teori Kegunaan dan Kepuasan ini.
- Audience lebih aktif, sementara media berorientasi pada tujuan
- Inisiative yang menghubungkan antara kebutuhan audience dan pilihan media terletak di tangan audience.
- Media saling bersaing dengan sumber lain untuk memuaskan kebutuhan dari khalayak.
- Khalayak memiliki kesadaran tentang penggunaan media.
- Nilai pertimbangan mengenai keperluan audience dengan konten media harus dibentuk.
5. Teori Kategori Sosial.
Sekumpulan, kelompok, atau organisasi akan memberikan tanggapan yang homogen mengenai apa yang disampaikan oleh media.
6. Diffusion of Innovation Theory.
Teori Difusi dan Inovasi ini menempatkan orang yang memiliki informasi yang berpotensi mempengaruhi secara massal. Beberapa kelompok akan mengadopsi sebuah inovasi setelah mereka mendengar kabar tersebut. Sementara kelompok lain masih membutuhkan waktu lama untuk menerima inovasi tadi. Namun lambat laun inovasi akan diterima dan inilah yang dapat dikatan exploded atau meledak.
Dalam proses teori ini, Rodgers (1961) membagi kedalam empat elemen pokok:
- Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
- Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.
- Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalammenerima inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
- Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama.
7. Teori Perbedaan Individu.
Setiap audience memiliki selektifitas dalam menikmati sebuah media. Antara satu individu dengan yang lain memiliki perbedaan dalam menerima terpaan dari media.
Sumber-sumber:
-Rogers, E.M. dan Shoemaker, F.F., 1971, Communication of Innovations, London: The Free Press.
- wikipedia
- http://mancinginfo.blogspot.com/2012/11/teori-teori-komunikasi-massa.html
-Rogers, E.M. dan Shoemaker, F.F., 1971, Communication of Innovations, London: The Free Press.
- wikipedia
- http://mancinginfo.blogspot.com/2012/11/teori-teori-komunikasi-massa.html
saya baru kalo informatika mempunyai teori2 dan maksud2 yg berbeda pula. Thanks sob udah berbagi :)
BalasHapusBukan informatika bro, tapi komunikasi. Ya sejurus sama jurnalisme gitu. hehehe
Hapusternyata komunikasi juga ada teorinya ya mas,,,
HapusHehehe, iya mas bero... tp itu yang komunikasi berkaitan dengan media massa
Hapusini jelas base nya orang sastra kan
HapusSaya juga baru tau mas .. :D
BalasHapusSwipp dah :D
Hapuswah pengalaman pertama aq ni kyknya sobat trmksih
BalasHapusGpp om, yang penting gk malam pertama.. hihihi
Hapusbanyak benar teorinya ya.. wah.. terbaiklah
BalasHapusWah baru, Sob...ternyata komunikasi itu banyak juga ya teorinya, nggak asal2an...nice shared, Sob and lam kenal aja!
BalasHapusSip gan, salam kenal juga...
Hapusnyimak aja dech mas.., mkasih.., blogx udah aq follow *smile
BalasHapusOk mas, you're welcome. hehehe
Hapusternyata ada teorinya juga ya/
BalasHapusya gara-gara teori ini bang, skripsi saya dulu jd molor,heuheuheu
Hapuswah sarjana ilmu komunikasi nih mas, saya perlu banget nih soalnya saya kurang bisa berkomunikasi selain dengan siswa saya
BalasHapusternyata ada juga teorinya ya, setelah dibaca2, sepertinya media memang melakukan teknik2 itu. Sekarang ini kita sedang masa berperang, perang pemikiran, sebagai blogger sepertinya saya bisa aplikasikan beberapa teknik diatas
BalasHapuswah ternyata ada teorinya juga ya gan :o makasih ya buat sharingnya :)
BalasHapuswah teorinya banyak banget ya, bikin pusing juga..
BalasHapusteori nya baru tau, selama ini ya gak tau apa apa
BalasHapusndherek pak dosen mawon..
BalasHapuseh eh, numpang tanya... sekarang kan lagi booming2nya yang namanya isu isu pengalihan, seperti berita eyang subur untuk pengalihan isu demokrat, berita kebrutalan fpi untuk pengalihan isu kenaikan bbm, dsb.. apa itu bisa dikategorikan dengan the bullet theory? atau masuk kategori lain? mohon penjelasannya yaa.. ditunggu balasannya..
BalasHapusmasuk teori asal methuk gatuk mbak
HapusKalau menurut saya lebih tepat ke agenda setting. Soalnya, masyarakat yang sebelumnya disuguhi berita BBM, dialihkan opininya tertuju pada kasus FPI ini. Menurut saya lho. hehehe
Hapusini masuk analisa framing mas, apa fakta dan dibalik yang menggerakkan fakta itu,
Hapussubsidi bbm di kurangi ini apa alasannya wong harga minyak juga tidak tinggi banget, apalagi kalau bukan orang biru lagi butuh dana kampanye, sedangkan FPI itu sendiri indikasinya orangnya polri, kapolri sendiri kan orangnya si biru jadi mudah lah partai biru untuk menggerakkan kemampuan untuk 2014 dengan menggarong uang negara, kampanye gratis mas
Wah, tajem banget nih mas setya analisanya. Muantep dah kangg
HapusMantap gan teorinya
BalasHapusdapet dari mana tuh mas hehehe
BalasHapusSisa-sisa jaman kuliah sama dari embah gugel om.hehehe
Hapuskalau framing itu masuk gak mas ?
BalasHapusEhm, menurut saya kalau analisis framing itu sebuah metode untuk menganalisa isi medianya. analisis framing mungkin tepatnya, sebagai perkembangan dari analisis wacana dalam ilmu komunikasi
Hapusnyimak aja mas.. Gak ngerti soalnya -_-
BalasHapuswah angkat tangan aku kalo tentang beginian, om...
BalasHapusaku ini komunikasinya buruk kok
senenge misuh misuh hehe
Wkkwkk.. saya juga suka misuh-misuh om... :D :D
HapusTengkiyu dah membagi ilmu.Aku dapetnya psikologi massa, jadi tau nih tentang komunikasi massa. Tengkiyuuu
BalasHapusSama-sama mbak...
Hapusmakasih nih atas catatannya, sangat membantu tugas saya.. :D
BalasHapus